CERPEN Random pt5
**lnjut.. kumpulan cerpen bkin ngkak gess, hhii.
====================================
Pengemis: "Pak tolong pak.. "
Pak Barjo: (memberi uang Rp20.000) "Tapi saya minta kembalian Rp15.000 ya, pak.."
Pengemis: (mengembalikan uang Rp18.000)
Pak Barjo: "Pak.. kembaliannya lebih nihh."
Pengemis: "iya, ngg papa anggap saja saya sedekah.."
**agak gelapp😐
====================================
Seorang ayah menelepon dokter pribadinya karena anaknya sakit.
“Dokter,” kata sang ayah lewat telepon, “Putra saya menderita Flu Hongkong.”
“Saya tahu,”sahut dokter.
“Kemarin saya telah kerumah anda dan memberinya obat. Pisahkanlah dia dari semua orang yang ada dirumah.”
“Tapi, dokter,” kata ayah yang cemas itu.
“Dia telah mencium pembantu rumah tangga kami.”
“Kasihan. kalau begitu dia juga perlu dikarantina.”
“Tapi.. dokter, saya juga telah mencium pembantu itu.”
“Wuah, ini rumit. Berarti anda juga sudah menyimpan benih penyakit itu.”
“Ya, dan tidak lama setelah itu, saya juga mencium istri saya.”
“Celaka,” seru sang dokter, “kalau begitu saya sudah ketularan.”
. . . .🗿
====================================
Kacang Almond
Suatu hari seorang petugas sensus penduduk datang ke rumah seorang nenek yang tinggal sendiri di ujung jalan.
Ketika dipersilahkan masuk petugas tersebut mulai menanyakan kondisi sang nenek dan mendatanya untuk keperluan administrasi.
Sang nenek pun berucap, “Sebentar ya tak buatkan minuman dahulu, kasihan kamu sudah keliling rumah warga”.
Tanpa sungkan sang petugas pun menerima tawaran tersebut.
Merasa kurang lengkap rasanya minum kopi tanpa camilan, si petugas pun mulai mencomot kacang almond yang ada di meja ruang tamu dengan seenaknya.
Setelah memakan kacang tersebut cukup lama, sang nenek pun kembali dengan secangkir kopi.
“Loh, kok kamu malah makan kacang itu?”, tanya si nenek.
“Saya kira ini disediakan untuk tamu, Nek.” jawab si petugas.
“Itu bukan buat tamu, itu kacang bekas saya.”
Kaget, si petugas pun bertanya, “Bekas bagaimana Nek, kan kacangnya belum dimakan.”
“Itu kan kacang almond dari cokelat batangan yang biasa saya emut, karena sudah nggak punya gigi makanya saya pisahkan kacangnya.
Kaget, sang petugas sensus pun langsung muntah-muntah seketika itu juga.
**hdehh..
Komentar
Posting Komentar